sering kita dengar tentang rajah atau isim yang ditulis menggunakan bahasa arab di suatu benda guna mendapatkan sesuatu maksud. rajah atau isim hampir sama seperti do’a bedanya hanya di ucapkan dan di tulis. sudah banyak pengetahuan mengenai pengertian ilmu rajah atau isim, namun didalam buku – buku yang sudah ada jarang sekali diterangkan dan bagaimana cara menulisnya.sebab rajah tidak akan bermanfaat jika ditulis dengan begitu saja tanpa mengikuti petunjuk dan syarat utamanya. didalam artikel ini akan saya terangkan bagaimana cara membuat rajah sendiri hingga bisa digunakan untuk pribadi atau untuk orang lain. pengetahuan ini saya dapatkan dari kitab mujarobat dan kitab lainnya yang saya kumpulkan. sehingga saya bisa menulis artikel ini.
rajah menurut agama islam hingga saat ini masih simpang siur, ada yang memperbolehkan asalkan tidak ada kesyirikan, ada juga yang mengharamkan karena ada kesyirikan didalamnya. namun pada jaman dahulu para sesepuh baik para sunan maupun para raja – raja menggunakan raja yang dibuat untuk kalung, gelang, sabuk dll guna menambah sugesti yang ada dalam diri dan menjadikan niat dan tujuan yang ada dalam rajah seperti kekebalan atau pengasihan bisa tercapai. seperti rajah pelet karena pembuatannya menggunakan bahasa arab hingga banyak orang mengatakan bahwa rajah adalah amalan pengasihan islam.
dari berbagai orang yang menulis rajah memiliki cara yang berlainan hingga disebut watak isim. selain berbeda cara menulisnya juga penggunaan alat yang dipakai menulis rajah seperti ada yang menggunakan pensil/ pulpen biasa , ada juga yang menggunakan kalam, darah sendiri, minyak mizik dan minyak zafaron. dari semua itu menurut saya meski prinsipnya sama namun bagaimanapun juga pasti ada tingkat keistimewaannya sendiri – sendiri, begitu juga orang yang membuat rajah atau isim ada yang berpuasa dan ada juga yang tidak berpuasa , ada yang bersembahyang dulu sebelum menulis ada juga yang tidak.