ari-ari bayi atau yang sering disebut plasenta adalah lapisan yang menempel pada rahim selama bayi masih berada dalam kandungan dan berfungsi menjaga asupan darah dari ibu ke bayi melalui tali pusar. selain itu juga Nutrisi dan oksigen dialirkan pembuluh darah ke dalam plasenta untuk kemudian diteruskan ke janin. Termasuk mengirimkan gizi dan oksigen, membawa karbondioksida dan sisa pembuangan, membentuk pertahanan dari infeksi dan mengeluarkan hormon penunjang kelangsungan hidup.
ari-ari bayi atau plsenta akan keluar dari rahim ibu ketika sang bayi lahir karena terhubung dengan pusar sang bayi. dan pada saat sudah keluar maka ari-ari tersebut akan dipotong lalu di pisahkan dengan bayi. meski pada dasarnya ari-ari tersebut sudah tidak memiliki peran lagi ketika bayi sudah berada di luar kandungan atau rahim ibu. namun dalam masyarakat indonesia khususnya adat jawa memperlakukan ari-ari setelah dipotong dari pusar sang bayi sangatlah penting, mengingat ada wasiat dari nenek moyang, pesan dari para leluhur dan orang tua agar menjaga ari-ari dan menempatkan sebaik mungkin. berdasarkan tradisi bahwa memperlakukan ari-ari ada yang dikubur dan ada juga yang digantung di tritisan rumah.
kali ini saya akan menerangkan tentang tata cara mengubur ari-ari bayi yang benar, sesuai dengan adat jawa. bahwa dalam budaya Jawa,bahwa ari-ari masih memiliki peranan panjang hingga ke depannya si bayi tadi. Istilah dalam jawa ari-ari juga disebut Kakang Kawah, Adi Ari-Ari, Getih lan Puser menggambarkan bahwa ari-ari tetap menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari jabang bayi yang dilahirkan. Ari-ari merupakan ‘adik kandung atau saudara kembar’ tiap-tiap pribadi yang menemani kemanapun orang ini pergi.
oleh Karena itu dalam memperlakukan ari-ari juga tidak boleh sembarangan. Ada tata cara mengubur ari-ari bayi yang benar adalah:
- Setelah bayi lahir dari kandungan ibu, maka ari-ari harus di potong dari pusar bayi lalu dibersihkan atau disucikan. kemudian letakan ari-ari Beralaskan daun senthe, ari-ari dimasukkan ke dalam periuk tanah/ kendhi dan ditutup dengan cobek atau tempurung kelapa.
- Diatas wadah kendhi tadi diberi berbagai ubarampe atau barang syarat. Barang-barang yang dijadikan syarat ini biasanya berbeda untuk tiap daerah dan tiap adat.
Ari-ari beserta ubarampenya kemudian dibungkus dengan kain mori (kain putih pembungkus). syarat ini dimaksudkan sebagai penolak penyakit pada bayi. - Lubang untuk mengubur ari-ari digali oleh si bapak. Dalamnya sekitar satu lengan. Bila bayinya perempuan, letak lubang ini ada di sebelah kiri pintu utama rumah. Sedangkan bila bayinya laki-laki, lubangnya terletak di sebelah kanan.
- Termasuk orang yang berhak melakukan penguburan ari-ari adalah bapak kandung, kakek, atau saudara laki-laki lain yang paling dekat dengan si bayi. Baiknya, sebelum menguburkan terlebih dulu menyucikan diri. Kemudian mengenakan kain atau sarung.
- Ari-ari yang telah terbungkus dibawa dengan cara diemban, alias digendong menyamping di pinggang. Lalu dimasukkan ke dalam lubang dan ditimbun dengan tanah. Sebelum ditimbun tanah ada beberapa doa yang sebaiknya dibaca terlebih dahulu:
a. Dikumandangkan adzan dan iqomah
b. Dibacakan dua kalimat Syahadat
c. Dibacakan Sholawat
d. Dibacakan jopo: “Jabang Bayi, Ojo Kakehan nangis, ojo kakehan bika, ojo kakehan penyakit, taat marang Gusti Allah lan Rosulullah, tunduk marang wong tuwo loro, apik marang sedulur lan masyarakat, migunani kanggo Nusa, Bangsa lan Agama”
e. Kemudian dijawab sendiri: “Injih…injih…injih…” - Selanjutnya masukkan tanah yg sdh diacak. Semakin padat penimbunannya semakin baik, agar ari-ari aman dari gangguan binatang.
- Selama selapan (35 hari), kuburan ini diberi penerangan. Agar baik ari-ari maupun si jabang bayi selalu diberi penerang dalam perjalanannya.
demikianlah tata cara mengubur ari-ari sesai dengan tradisi dan adat jawa. namun mengenai perlakuan terhadap ari-ari, selain dikubur ada juga yang di gantung di samping rumah selama 7 hari baru dikubur dan ada juga yang digantung sampai sang bayi dewasa dan ari-ari menjadi tanah. hal ini tergantung dari tiap-tiap suku dan daerah. namun pada dasarnya mereka memperlakukan ari-ari secara baik karena memiliki kepercayaan yang sama bahwa ari-ari masih memiliki hubungan erat dengan sang bayi yang dibawanya saat lahir dari kandungan sang ibu.