tata cara selamatan kehamilan 4 bulan dan 7 bulan

setiap manusia yang telah di berikan karunia, rezeki dan barokah maka mereka berkewajiban untuk memanjatkan syukur kepada Yang Maha Kuasa, salah satu karunia yang sangat besar adalah diberikannya keturunan atau anak. proses pemberian anak adalah dengan kehamilan selama 9 bulan, oleh karena itu dalam adat jawa diperkenalkan dan di wajibkan bagi masyarakat khususnya suku jawa agar selalu melaksanakan acara selamatan yang di mulai pada 4 bulan dan 7 bulan saat prosesi kehamilan meskipun dengan cara sederhana apabila kondisi tidak dalam keadaaan mampu. apabila anda bingung dengan pembuatan acara selamatan tersebut, maka saya telah siapkan artikel mengenai tatacara selamatan/ syukuran 4 bulan dan 7 bulan sebagai berikut.

  1. acara selamatan 4 bulan
    selamatan 4 bulan bagi kehamilan atau yang sering disebut ngapati atau ngupati adalah tradisi yang dilakukan dengan membuat acara pengajian dengan mengundang masyarakat sekitar yang bertujuan mendoakan buah janin tersebut agar menjadi anak yang shaleh dan shalehah. kemudian tata cara pelaksanaan selamatan 4 bulanan ini dimulai dari Ibu yang mengandung tersebut dimandikan dengan air bunga dan dengan cara duduk dikursi yang telah disediakan. Dan ditarukkannya buah kelapa gading dan telur dipangkuannya. setelah selesai dimandikan ibu berdiri dengan melepas buah kelapa dan telur tersebut secara bersamaa ketika kelapa dan telur itu jatuh kelapa tersebut diambil oleh ibunya yang hamil atau ibu mertuanya. ritual ini menyimbolkan kebahagiaan yang diterima dari kedua orang tua tersebut atas lahirnya seorang cucu tersebut dengan selamat. dan telurnya yang jatuh tersebut diinjak oleh ibu yang mengandung. Netasnya telur dengan cara mudah dengan diinjak menyimbolkan mudahnya proses kelahiran sang ibu. hal ini yang di inginkan keluarga agar proses kelahiran mudah dan lancar. dan setelah selesai acara pemandian tersebut di mulailah acara pengajian .
  2. selamatan 7 bulan
    acara selamatan 7 bulan bagi kehamilan atau yang sering disebut Tingkeban/ mitoni/ keba adalah salah satu tradisi selametan dalam masyarakat Jawa, sumatera dan bali. disebut mitoni juga berasal dari kata pitu yang artinya tujuh. tujuan tingkeban berdasarkan dunia spiritual dilakukan guna memanggil semua kekuatan alam yang tidak kelihatan tapi mempunyai hubungan langsung pada kehidupan sang bayi agar wilujeng, santosa, jatmika, rahayu dan juga pada panggilan kepada Empat Saudarayang keluar bersama saat bayi dilahirkan. Bayi dan kakang kawah ari-ari bersama-sama diupacarakan, diberi pensucian dan suguhan agar sang bayi mendapat keselamatan dan selalu dijaga oleh unsur kekuatan alam.

pelaksanaan mitone atau tingkeban ini dilakukan setelah kehamilan seorang ibu genap usia 7 bulan atau lebih. namun tidak boleh kurang dari 7 bulan, meskipun kurang sehari. untuk menghitungnya belum menggunakan neptu atau weton karena si jabang bayi belum lahir. hanya menggunakan hitungan hari dalam kalender masehi atau kalender jawa untuk dijadikan patokan pelaksnaan, yang lebih bagus lagi ambil hari selasa atau sabtu.

syarat yang harus disediakan atau dibuat adalah :

  • Bubur 7 macam
    yaitu kombinasi dari 7 macam bubur, diantaranya bubur merah, bubur putih, merah ditumpangi putih,putih ditumpangi merah, putih disilang merah, merah disilang putih, baro-baro (bubur putih diatasnya dikasih parutan kelapa dan sisiran gula jawa). Bubur putih dimakan oleh sang Ayah. Bubur merah dimakan sang Ibu. Bubur yang lain dimakan sekeluarga.
  • Gudangan Mateng/ sayurnya direbus
    yaitu Sayur 7 macam direbus dengan jenis sayuran yang paling pokok adalah kangkung dan kacang. namun Kangkung dan kacang panjang jangan dipotong-potong, dibiarkan panjang saja, sedangkan yang lainnya boleh dipotong.
  • Nasi Megono yaitu Nasi dicampur bumbu gudangan pedes lalu dikukus.
  • Jajan Pasar, biasanya berisi 7 macam makanan jajanan pasar tradisional.
  • Rujak bumbunya pedas dengan 7 macam buah-buahan.
  • Ampyang 7 macam terdiri dari ampyang kacang, ampyang wijen dll . Apabila kesulitan mendapatkan 7 macam ampyang, boleh sedapatnya saja.
  • Aneka Ragam Kolo
    yaitu Kolo kependem seperti kacang tanah, singkong, talas dan kolo gumantung seperti pepaya, kolo merambat yaitu ubi/ketela rambat. semua kolo di rebus kecuali pepaya, cari pepaya yang sudah masak.
  • Ketan dikukus lalu dibikin bulatan sebesar bola bekel (diameter 3-4 cm); warna putih, merah, hijau, coklat, kuning.
  • Tumpeng nasi putih kira-kira cukup untuk makan 7 atau 11, atau 17 orang.
  • Telur ayam 7 butir.
  • Pisang raja dan pisang raja pulut masing-masing satu lirang/sisir.
  • Tumpeng tujuh macam warna, dibuat kecil-kecil dengan warna yang berbeda-beda. Bahan nasi biasa yang diwarnai.

kemudian tata cara dalam pelaksanaan acara selamatan 7 bulanan ini adalah tumpeng ditaruh di atas kalo (saringan santan yang baru). Bawahnya tumpeng dialasi daun pisang. Di bawah kalo dialasi cobek agar kalo tidak ngglimpang. Sisa potongan daun pisang diletakkan di antara cobek dan pantat kalo. Tumpeng tujuh macam warna ukuran mini, ditaruh mengelilingi tumpeng besar. Boleh diletakkan di atas sayuran yang mengelilingi tumpeng besar.

sedangkan Sayur 7 macam yang sudah direbus diletakkan mengelilingi tumpeng, letakkan bumbu gudangannya melingkari tumpeng juga. Telur ayam (boleh ayam kampung atau ayam petelur) jumlahnya 7 butir, direbus lalu dikupas, diletakkan mengelilingi tumpeng. Masing-masing telur boleh di belah jadi dua. Pucuk tumpeng dikasih sate yang berisi ; cabe merah, bawang merah, telur utuh dikupas kulitnya, cabe merah besar, tancapkan vertikal.

Pisang, jajan pasar, 7 macam kolo, dan 7 macam ampyang ditata dalam satu wadah tersendiri, namanya tambir atau tampah tanpa bingkai yg lebar.Tambirnya juga yg baru, jangan bekas. Tampah “pantatnya” rata datar, sedangkan tambir pantatnya sedikit agak cembung. Setelah ubo rampe semua selesai disiapkan, maka dimulailah berdoa. Doa boleh dengan tata cara atau agama masing-masing.

Share on: